Sunday, 7 July 2013
Kisah wartawan yang di rampas motornya
- Wartawati senior Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung, Aprida Damanik (55), menjadi korban perampasan yang dilakukan dua orang pria yang menggendarai sepeda motor, di Jln Sekejati, Kel. Sukapura, Kec. Kiaracondong, Sabtu (6/7) sekitar pukul 03.00 WIB. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka di bagian tangannya dan sepeda motornya dibawa kabur perampas.
Perempuan yang akrab disapa Ida itu menuturkan, peristiwa yang menimpanya terjadi saat dirinya hendak pulang menuju rumah di kawasan Riung Bandung. Dini hari itu, Ida baru tiba di Bandung setelah selesai melaksanakan tugas liputan bersama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
"Saya baru pulang liputan dengan PT KAI Daop 2 dan tiba di Bandung dini hari. Teman-teman wartawan lainnya juga menawarkan untuk mengantar, tapi karena saya bawa motor, ya akhirnya saya nekat pulang sendiri. Teman-teman juga pada bilang 'Hati-hati Bu, hati-hati'," ujar Ida kepada wartawan di kantor RRI Bandung, Jln. Diponegoro, Sabtu (6/7).
Pergi dari kantor PT KAI Daop 2 Bandung di Jln. Stasiun Timur, Ida pun memacu sepeda motornya melewati Jln. Naripan, Ahmad Yani, Laswi, Gatot Subroto, dan Ibrahim Adjie (Kiaracondong). Ia kemudian memutuskan untuk memotong jalan melalui Jln. Sekejati.
"Tadinya mau lewat Samsat, tapi ada mobil yang lewat Sekejati. Pikir saya aman, ya sudah saya pilih lewat Sekejati. Suasana sepi, tapi ada satu sepeda motor dari arah berlawanan. Dan, motor itu sempat berhenti," katanya.
Tidak ada firasat apa pun saat itu sampai Ida menengok spion motornya, dari arah belakang ada sepeda motor yang mengikuti. Ida pun memacu motornya dan beberapa meter dari ujung Jln. Sekejati menuju Soekarno-Hatta, tiba-tiba ia didorong oleh pelaku dan jatuh ke arah kiri. Sedangkan sepeda motornya jatuh ke kanan.
"Saya 'kan ikuti mobil saat melintas daerah itu, tapi ketika di tengah mobil sudah lewat. Tiba-tiba dari belakang ada motor yang mengejar saya. Lalu saya dipepet dan didorong ke samping. Saya jatuh, motor juga jatuh berlawanan arah, tapi mesin masih hidup. Yang dibonceng motor itu turun, dia bilang 'Kunaon Pak, kunaon'. Lalu motor diangkat dan langsung kabur," ungkapnya.
Di tengah kegelapan, Ida tidak bisa berbuat banyak. Ia pun tidak berteriak karena takut pelaku kembali. Dalam keadaan tangan terluka serta sepeda motor Supra X warna hitam nopol D 4084 CM miliknya dibawa kabur, Ida hanya bisa berlari ke arah Jln. Soekarno-Hatta dan mencegat angkot. Ia pun langsung menuju ke RS Al-Islam.
"Pelaku kabur ke arah Jalan Papanggungan. Saya sendiri berlari naik angkot dan ke rumah sakit untuk mengobati luka. Ternyata kelingking kiri saya sobek dan harus dijahit. Ada empat jahitan," jelasnya.
Ditanya soal ciri-ciri pelaku, Ida mengaku tidak terlalu memperhatikannya. Ia hanya mengetahui kedua pelaku menggunakan helm full face dan sepeda motor jenis bebek. Ida pun melaporkan kejadian kepada Polsekta Kiaracondong.
Pihak kepolisian menyatakan peristiwa yang menimpa wartawati senior itu murni aksi kriminalitas dan bukan ulah geng motor. Meski demikian, polisi akan berusaha mengungkapnya dan membentuk tim khusus.
Hal itu disampaikan Kapolsekta Kiaracondong, Kompol Cristiaty. Ia mengatakan, sudah meminta keterangan dari korban serta sudah melakukan olah TKP di Jln. Sekejati. "Kami masih melakukan penyelidikan. Tapi yang pasti itu bukan geng motor," ujarnya saat dihubungi wartawan, Sabtu (6/7).
Cristiaty berjanji, pihaknya akan mengusut kasus perampasan motor wartawati RRI tersebut dan menangkap para pelakunya. "Semoga cepat tertangkap. Tim akan bergerak untuk melakukan pencarian. Tapi kita tegaskan, itu kriminal murni, bukan geng motor.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment