Friday 5 July 2013

CIKUNGUNYA MENYERANG LAGI




Memasuki pertengahan tahun 2013 ini penyakit gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan chikungunya cenderung naik. Hal itu lebih disebabkan kondisi cuaca yang berubah-ubah (ekstrem), sehingga masyarakat harus mewaspadainya.

"Berkaitan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu seperti terjadi sekarang ini, wabah penyakit ISPA dan chikungunnya harus lebih diwaspadai. Apalagi selama tahun 2013, kasusnya cenderung naik meskipun tidak signifikan," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, dr. Fitriani Manan, M.K.M.

Menurut Fitri, meski tidak termasuk salah satu penyebab yang mematikan, namun chikungunya bisa merepotkan penderitanya karena selain rasa sakit, juga membuat badan lemas, bahkan susah bergerak seperti orang yang menderita lumpuh. Begitu pula ISPA, khususnya dengan gejala batuk-batuk, tetap harus diwaspadai karena bisa saja gejala tersebut bukan ISPA, tapi gejala TBC.

"Salah satu upaya yang dilakukan terutama pada balita. Mereka yang diduga terkena ISPA diberikan suntikan BCG sebagai antisipasi terinfeksi TBC," paparnya.

Berdasarakan data yang diperoleh dari Dinkes, hingga Juni 2013 kasus chikungunnya muncul di RW 16 Kel. Cipageran, Kec. Cimahi Utara. Di RW tersebut, 20 warga terserang chikungunya dalam waktu sebulan. Selain itu di Kel. Cibabat khususnya RW 03, ada tiga warga yang terserang chikungunya.

"Penyebab chikungunya sama dengan DBD yaitu nyamuk, cuma virusnya yang berbeda," jelas Fitri sambil menambahkan, tahun lalu penderita hanya di bawah 10 orang.

Untuk kasus ISPA, sebagaimana data yang diberikan petugas medis, Mulyono, hingga Juni 2013 lebih banyak menyerang usia 1-5 tahun (841 kasus). Sementara jumlah penderita untuk usia satu tahun ke bawah sebanyak 303 kasus, sehingga total kasus selama 2013 hingga Juni sebanyak 1.144 orang. Dari total kasus ISPA tersebut cakupan pelayanannya mencapai 97,6 persen.

"Kenapa cakupan penanganannya belum 100 persen, karena sekitar 2,4 persennya melakukan pengobatan dengan obat warung," kata Fitri sambil menambahkan, cakupan pelayanan dilakukan di puskesmas dan RSUD Cibabat.

Sementara untuk kasus orang dewasa atau usia 5 tahun ke atas, total 112 penderita. Menurutnya, penanggulangan ISPA lebih memprioritaskan usia balita karena sekaligus sebagai upaya pencegahan penyakit TBC. Saat penanganan, sekalian dengan vaksin CG (anti-TBC).

Selama 2012, kasus ISPA terbesar pada usia balita (388 penderita), sedangkan untuk usia di atas 5 tahun sebanyak 1.815 kasus. "Kalau melihat data tersebut, tahun 2013 jelas akan lebih tinggi dibanding tahun 2012 karena baru sampai Juni kasusnya sudah mencapai 1.200 lebih," tuturnya.

Kasus ISPA lebih banyak menimpa warga di daerah industri seperti Kel. Cigugur, Melong, dan Kel. Citeureup. ISPA lebih banyak karena pengaruh kondisi lingkungan yang kotor, serta cuaca ekstrem.


No comments:

Post a Comment