Untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD), Pemerintah Kota Cimahi menggiatkan Jumat Bersih (Jumsih), pemeriksaan jentik nyamuk melalui kader anti-jentik dan siswa di lingkungan sekolah dan rumahnya masing-masing.
Hal ini disampaikan Ketua Kelompok Kerja Regional (Pokjanal) DBD Pemkot Cimahi, Bambang Arie Nugroho dalam rapat kerja pokjanal di Aula Gedung B Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah, Kamis (4/7).
"Saat ini Pemkot Cimahi menyatakan perang terhadap DBD yang kasusnya sedang meningkat. Sehingga untuk mencegah KLB seperti tahun 2007, kami mengantisipasi melalui pokjanal yang terjun langsung ke tengah masyarakat untuk mengingatkan bahaya DBD dan cara mencegahnya.
Bila peningkatan kasus ini terus dibiarkan, tambahnya, maka berpotensi terjadinya KLB dengan waktu antara 3 hingga 5 tahun sekali. Apalagi Cimahi merupakan daerah endemis DBD di semua kelurahan. Bila melihat kasus pada tahun 2007, lanjutnya, Cimahi mengalami KLB dengan adanya 2.373 kasus yang menyebabkan angka kematian sebanyak 18 kasus. Bahkan ketika itu Cimahi termasuk sebagai kota tertinggi dalam kasus DBD se-Jabar.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, dr. Fitriani Manan menyampaikan, saat ini upaya untuk memberantas DBD yaitu dengan menjaga lingkungan agar sehat dan bebas dari jentik nyamuk. Meskipun ke depannya diharapkan ada vaksin, namun saat ini masih dalam pengujian (tahap 3).
Bila melihat karakteristik nyamuk penyebab demam berdarah, kata Fitriani, kini tidak hanya menggigit pada siang hari, tapi juga malam hari. Gejala tersebut ditandai dengan panas mendadak antara 2 hingga 7 hari, timbul bintik merah, terasa mual dan nyeri di ulu hati, sakit kepala, nyeri seluruh badan, dan mimisan.
Menyinggung soal jumlah kasusnya selama 2013, Fitri menyebutkan, sampai Mei lalu sudah tercatat 386 kasus dengan empat di antaranya meninggal dunia. "Kami masih menunggu pelaporan bulan Juni yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu Mei 54 kasus," terangnya.
Guna mencegah meningkatnya kasus DBD, tambah Fitri, maka diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat dalam memeranginya. "Di sini diperlukan peran serta dari masyarakat untuk membantu pemerintah dalam memerangi wabah DBD," ujarnya.
Menyinggung soal daya tampung rumah sakit untuk melayani pasien penderita DBD, Fitri meyakinkan bahwa semua rumah sakit di Cimahi siap memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. "Saat ini pasien DBD masih bisa ditangani dan dirawat di kamar yang tersedia. Semoga setiap rumah sakit tidak sampai menambah ruang rawat tambahan. Tapi tentu saja yang kami harapkan tidak ada lagi masyarakat yang terkena wabah DBD. Karena itulah harus dibiasakan menjaga lingkungan bersih.
No comments:
Post a Comment