Wednesday 26 June 2013

Buruh Minta UMK Di Naikan

Puluhan orang dari sejumlah elemen buruh, menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Kota Cimahi di Jln. Demang Hardjakusumah Cimahi, Selasa (25/6). Massa buruh menutut penyesuaian upah terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dinilai sangat memberatkan kehidupan buruh di Kota Cimahi.

Massa buruh yang datang ke Pemkot Cimahi sekitar pukul 09.30 WIB, tanpa diwarnai orasi maupun atribut demo seperti dilakukan sebelumnya. Karena tujuan mereka ingin berdialog langsung untuk menyampaikan aspirasinya. 

Massa dari Komite Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), SBSI ‘92, Serikat Pekerja Nasional (SPN), Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Cimahi tersebut, diterima Sekda Bambang Ari Nugroho, dan Kepala Disnakertransos yang didampingi beberapa pejabat lainnya di ruang rapat Disnakertransos Pemkot Cimahi.

Ketua SBSI'92, Asep Djamaludin mengatakan, pihak buruh tetap menolak kenaikan harga BBM dan dispensasinya berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Kenaikan harga BBM dampaknya sangat luas terutama kepada perekonomian masyarakat umumnya, sehingga menjadi pemicu melambungnya harga-harga kebutuhan pokok.

"Sementara BLSM, itu tidak ada bedanya dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) dulu. Adanya BLT tidak dapat meningkatkan daya beli masyarakat, malah sebaliknya mendorong sikap konsumtif masyarakat," ungkapnya.

Dampak kenaikan harga BBM, lanjut Asep, termasuk yang dirasakan kalangan buruh. Dengan upah minimum kota (UMK) 2013 Rp 1,3 juta, kenaikan harga BBM sangat memberatkan. Karena itu, pemerintah khususnya daerah harus memproteksi dampak kenaikan buruh tersebut melalui penyesuaian UMK buruh sekitar 40 persen dari UMK sekarang (Rp 1.388.333).

"Kita minta penyesuaian UMK sekitar 40 persen, sesuai dengan besaran kenaikan harga BBM yang mencapai sekitar 40 persen," tandas Asep sambil menambahkan, penyeusian UMK tersebut harus direkomendasikan oleh pemkot kepada para pengusaha.

Hal senada diungkapkan Ketua Kasbi Kota Cimahi, Minardi Bren. Menurutnya, masalah kenaikkan harga BBM bukan sekadar taat tidaknya terhadap kebijakan pemerintah. Persoalannya, seharusnya pemerintah mendengarkan rakyat yang merasakan dampaknya langsung.

Kepala Disnakertransos Kota Cimahi, Benny Bachtiar mengatakan, pihaknya sangat memahami apa yang disampaikan buruh terkait dampak kenaikkan harga BBM. Karena itu pihaknya telah merumuskan beberapa poin dari aspirasi yang disampaikan buruh tersebut.

Adapun rumusan aspirasi tersebut, yaitu pihaknya akan berupaya agar pengusaha tidak melakukan PHK, efisiensi biaya produksi, menaikkan biaya transportasi bagi karyawan, dan mengefektifkan forum bipartit dengan mengedepankan dialog.

"Poin-poin ini akan dibahas dalam forum Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Kota Cimahi, dan hasilnya akan kita sampaikan kepada wali kota," papar Benny.

No comments:

Post a Comment