Friday, 13 September 2013

Tempe Dan Tahu Mulai Beredar DiPasaran Walaupun Harga Naik

Setelah sempat menghilang selama tiga hari, kini tahu tempe kembali beredar di pasaran Jawa Barat. Hal itu seiring dengan selesainya aksi mogok berproduksi dan berjualan yang dilakukan para perajin dan pedagang tahu tempe.

Di Pasar Kosambi Bandung, Kamis (12/9), para pedagang sudah kembali berjualan. Meski belum banyak, namun tahu dan tempe sudah dijual lagi.

"Kondisinya memang belum begitu normal, pasokan tahu dari pabrik (perajin) masih sedikit karena banyak karyawan yang belum masuk kerja pascademo kemarin," jelas Sutisna, pedagang di Pasar Koambi.

Dikatakannya, saat ini harga tahu naik namun masih terjangkau. Seperti untuk tahu kecil saat ini harganya Rp 600, sebelumnya Rp 500. Sedangkan tahu ukuran sedang saat ini harganya Rp 800, sebelumnya Rp 700. Sementara tahu ukuran besar dari Rp 1.000 kini menjadi Rp 1.250.

Ia berharap masyarakat bisa memaklumi kenaikan harga ini. Apalagi harga kedelai terus naik. Aksi demo kemarin pun selain untuk meminta perhatian pemerintah dalam menurunkan harga kedelai, secara tidak langsung juga menginformasikan kepada masyarakat kalau harga tahu akan naik.

Namun kenaikan harga saat ini tidak berpengaruh bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari permintaan tahu tempe yang cukup stabil. Pada kondisi normal penjualan tahu bisa mencapai 3.000 potong, sementara pada kondisi ramai bisa mencapai 4.500.

Hal senada diungkapkan Ketua Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jabar, Asep Nurdin. Saat ini para perajin dan pedagang sudah mulai beroperasi setelah mogok selama 3 hari. Walaupun begitu, kondisinya belum sepenuhnya normal.

"Sekarang perajin dan pedagang sudah beroperasi kembali, tetapi belum begitu normal," katanya.

Dikatakannya, aksi mogok berjualan kemarin mendapat perhatian pemerintah. Namun apa yang diberikan pemerintah masih belum cukup.

"Saat ini pemerintah akan membeli kedelai dari importir untuk disalurkan kepada para perajin tahu tempe melalui Kopti. Tetapi kuotanya sangat kecil dan tidak akan mencukupi kebutuhan. Kuota yang diberikan pemerintah hanya 11.500 ton," katanya.

Diungkapkannya, kuota tersebut sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan para perajin. Kuota sebesar 11.500 ton tersebut hanya cukup untuk kebutuhan 3 hari saja.

No comments:

Post a Comment