Warga cimahi selatan terkena cikungunya

Rima Melati warga RT 02/RW 17 Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, dinyatakan positif terkena penyakit chikungunya. Rima menjadi warga kedua Kota Cimahi yang dinyatakan positif chikungunya. Sebelumnya, seorang warga Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara juga dinyatakan positif terkena penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini.

Menurut Arifin ayah Rima, anaknya sudah sekitar satu minggu berbaring akibat chikungunya. Penyakit chikungunnya yang diderita anaknya itu dibawa dari Yogyarakta, tempatnya bekerja sebagai seorang pengasuh anak. "Di sana (Yogyakarta, red) sudah diperiksa sama dokter. Katanya positif chikungunya," kata Arifin, Jumat (17/5).

Rima yang masih terbaring lemas menambahkan, di Yogyakarta dirinya menjalani tes darah untuk mengetahui jenis penyakit yang dideritanya. "Kebetulan majikan saya dokter. Setelah dilakukan tes darah, oleh dokter dinyatakan positif chikungunya," ujarnya.

Rima bercerita, pada awalnya dia merasa pegal-pegal disertai pusing dan badan terasa lemas. Kondisinya semakin parah pada hari-hari berikutnya. "Bahkan kaki saya seperti lumpuh. Susah digerakkan. Memasuki hari ketiga, timbul bintik-bintik merah, terutama pada lengan sebelah kanan," ujarnya.

Rima mengaku, meski kondisinya semakin membaik, lemas dan pusing masih dirasakannya.

Pertama terjadi

Seorang kader RW 17, Rempina mengungkapkan, kasus chikungunya yang diderita Rima merupakan temuan pertama di RW-nya. Sebelumnya, kata Rempina, hanya ada temuan kasus demam berdarah.

Karena obat yang harus dikonsumsi Rima sudah habis, Rempina menganjurkannya dibawa ke puskesmas. Sebab Rima harus terus meminum obat sampai penyakitnya betul-betul sembuh.

Untuk warga lainnya, Rempina mengingatkan agar menjaga kebersihan lingkungan seperti dengan pemberantasan jentik nyamuk di tempat-tempat genangan air, termasuk selokan. "Nyamuk penyebab chikungunya lebih suka di selokan, sedangkan penyebab DBD di air bersih," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr. Pratiwi belum bisa berkomentar karena petugasnya sedang mengecek ke lapangan.