Sunday 1 September 2013

PT POS INDONESIA RAIH LABA 250 MILIAR PADA SEMESTER PERTAMA 2013

Kinerja PT Pos Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hingga bulan Juli 2013, laba PT Pos Indonesia telah meraup laba hingga Rp 250 miliar.

"Sampai bulan Juli, gros profit kita mencapai Rp 250 miliar, Padahal target kita sampai akhir tahun itu hanya Rp 300 miliar. Kemungkinan bisa lebih dari itu, apalagi blsm belum dicatat, walaupun cost blsm itu tinggi karena kita ke papua itu pake pesawat, sewanya itu puluhan miliar," jelas Direktur Utama PT Pos Indonesia Budi Setiawan, Minggu (1/9/2013). 

Begitu juga dari sisi revenue, dimana pendapatan PT Pos Indonesia sampai bulan Juli 2013 mencapai Rp 2,3 triliun dari target tahun ini yang mencapai Rp 2,5 triliun. Dikatakannya, kontribusi terbesar perusahaan masih dikuasai bisnis mail dan jasa keuangan. Termasuk bisnis property, karena ada beberpa optimalisasi asset, dimana kantor pos di sewakan kepada pihak laindengan pola kerjasama. Seperti halnya dengan mandiri mitra usaha, gadai, dan ritel.

"Seperti dengan mandiri syariah, itu ada produk gadai, bahkan itu sudah buka di 250 kantor pos, seperi kantor bandung dan lainnya. Targetnya itu ratusan kantor, dan sistemnya bagi hasil. Sekarang ini tidak ada sewa murni tapi bagi hasil, sewa untuk kantor itu. Bagi hasilnya 32 persen untuk gadai itu 15 persen," katanya. 

Dikatakannya, Pos Indonesia memang harus menjalankan financial inclusion, terlebih potensinya sangat besar. Apalagi disana ada bisnis jasa keungan lainnya seperti gadai, safing, funding, remitance, insurance dan lainnya.

"kita harus masuk kesana karena potensinya sangat besar, fungsi pos itu jaringannya sangat besar, sayang kalau tidak dioptimalkan," katanya. 

Seperti halnya pada bisnis gadai, saat ini omzet produk gadai posisi dalam sebulan bisa mencapai Rp 1,5 miliar perkantor, padahal ada ratusan kantor yang mengembangkan itu. "Sebetulnya target 250 kantor itu sampai november, tapi bulan juli sudah sampai. Artinya perkembangannya cukup pesat," katanya.

Tidak hanya itu saja, katanya, selama ini jasa keungan terus mengalami pertumbuhan cukup signifikan dan tumbuh 22 persen. Bahkan pendapatannya hingga Juli 2013 telah mencapai sekitar Rp 780 miliar, padahal tahun lalu hanya Rp 500 miliar.

"Namun demikian dari sisi persaingan, persaingannya cukup ketat. Apalagi operator telekomunikasi pun sudah main disana. Tetapi kita punya strategi untuk itu," katanya. 

Tidak hanya itu saja, lanjutnya, kinerja bisnis remittance pun terus mengalami pertumbuhan. Hingga Juli 2013, pendapatan atau trasferan Remitance luar negeri mencapai Rp 6,5 triliun dari target Rp 13 triliun.

Apalagi pada moment lebaran sendiri, remitance tumbuh 50 persen, dibanding bulan biasa. "Pendapatan remittance pada moment Lebaran mencapai sekitar Rp 15 miliar dan itu naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai sekitar Rp 10 miliar," katanya . 

Sementara itu disinggung dengan investasi modal, Budi pun mengungkapkan. Saat ini pihaknya sedang melakukan review untuk capex. Investasi tahun ini mengalami revisi seiring dengan perekonomian yang kurang baik, sehingga investasi pun dikurangi dan menjadi sekitar Rp 400 miliar ada revisi dari investasi awal sebesar Rp 900 miliar.

"Capek kebanyakan untuk perbaikan infrastruktur internal, seperti perbaikan kantor, loket loket, komputer dan lainnya. Termasuk juga untuk menyuntik pos logistik," katanya.

No comments:

Post a Comment