Friday 19 July 2013

DBD MASIH MENGANCAM KOTA CIMAHI





 Kecenderungan naiknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kota Cimahi, membuat Wali Kota Hj. Atty Suharti ikut terjun melakukan peninjauan jentik nyamuk DBD di RW 07 Kel. Citeureup, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi. Atty yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr. Pratiwi, mengimbau masyarakat agar mewaspadai nyamuk DBD dengan menggalakkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Tidak dipungkiri lagi, penyebaran kasus DBD masih memperlihatkan adanya kenaikan, apalagi saat ini kondisi cuaca tidak menentu. Karena itulah, kami mohon kepada masyarakat agar membiasakan diri untuk hidup sehat dan bersih, minimal di lingkungan keluarganya masing-masing," imbau wali kota.

Wali kota juga berharap warga segera melapor kepada petugas puskesmas terdekat, apabila ditemukan adanya tanda-tanda warga yang terserang DBD. "Bila kami menerima laporan lebih cepat dari masyarakat, secara otomatis kami bisa mengantisipasinya," tambahnya.

Sementara menurut Pratiwi yang didampingi Sekretaris Dinkes dr. Fitriani Manan, M.K.M., jumlah kasus DBD yang terjadi di Kota Cimahi pada tahun ini diprediksi bisa mengalami peningkatan tajam kembali dari tahun sebelumnya yang mencapai 899 kasus. Pasalnya, hingga Juni 2013 saja jumlah kasus DBD telah mencapai 498 kasus.

"Kami memprediksi jumlah kasus DBD bakal bertambah. Namun, tentu saja kami tidak ingin masalah itu terjadi. Oleh sebab itulah harus membiasakan diri hidup sehat dan bersih," ujarnya.

Pratiwi mengatakan, bila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 491, jumlah kasus DBD tahun ini terlihat sudah meningkat. Bahkan jumlah tersebut tidak menutup kemungkinan bertambah, mengingat belum semua rumah sakit melaporkannya.

"Karena biasanya ada warga Cimahi yang dirawat di rumah sakit yang ada di luar Cimahi seperti di RS Rajawali, Hermina, Santosa, dan RS Hasan Sadikin," kata Pratiwi kepada wartawan usai melakukan kunjungan.

Masih kata Pratiwi, berdasarkan catatannya, jumlah kasus DBD pada tahun ini mayoritas terjadi di Kelurahan Citeureup dengan 57 kasus, selebihnya ada Kelurahan Padasuka, Cipageran, dan Cibabat. Sementara jumlah korban meninggal dunia, lanjutnya, selama 2013 empat orang, satu di antaranya warga Kel. Citeureup.

Menurutnya, untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah melakukan pantauan langsung ke sejumlah daerah yang menjadi kantong-kantong penyebaran nyamuk mematikan tersebut termasuk mendatangi langsung rumah pasien penderita di Kelurahan Citeureup.

Berdasarkan pemantauan, warga masih belum membiasakan diri hidup dengan pola bersih dan sehat. Hal ini terlihat dari kamar mandi yang kurang rapi dan baju kotor dibiarkan menggantung. Tidak menutup kemungkinan jentik berasal dari selokan belakang rumah warga yang sering tergenang air ketika musim hujan.

"Bahkan ada kolam tidak terawat yang posisinya di belakang rumah warga. Sebaiknya kolam tersebut ditanami ikan untuk meminimalisasi tumbuhnya jentik nyamuk," kata Pratiwi.

Dikatakan, proses penyebaran penyakit DBD yang melanda wilayah Cimahi terbilang cepat. Pasalnya, jarak antarrumah warga sangat berdekatan, sehingga memungkinkan nyamuk yang biasa terbang dalam radius 300 meter menjangkau warga di sekitar itu.

No comments:

Post a Comment