Sunday 25 August 2013

40% Jajanan di Sekolah Dasar Tak Layak Konsumsi

Jajanan sekolah, terutama di sekitar sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiah (MI) harus diwaspadai dan mendapat pengawasan intensif dari pihak sekolah. Sebab disinyalir masih banyak jajanan sekolah yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.

Peringatan tersebut dilontarkan Wakil Wali Kota Cimahi, H. Sudiarto pada acara sosialisasi Penganan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Aula Gedung B Pemkot Cimahi, Kamis (22/8). Kegiatan tersebut diikuti 130 pengelola warung sekolah SD/MI di Kota Cimahi.

Dalam sambutannya, Sudiarto mengingatkan semua pihak terkait, terlebih pengelola warung sekolah agar mewaspadai sekaligus mengantisipasi kandungan zat berbahaya pada jajanan sekolah. Sebab jika mengandung zat-zat berbahaya, tentu akan berdampak pada kesehatan yang mengonsumsinya, termasuk anak sekolah.

"Laporan BP POM menyatakan sekitar 40 persen penganan jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat kesehatan, karena mengandung bahan berbahaya seperti pengawet yang berlebihan," ungkapnya.

Sekretaris Dinkes Kota Cimahi, dr. Fitriani Manan, M.K.M. menambahkan, penganan jajanan sekolah yang dinilai tidak aman di Kota Cimahi hanya sekitar 5 persen. Yang dimaksud tidak aman tersebut lanjutnya, sebagaimana hasil penelitian Bagian Farmasi, Makanan dan Minuman (Farmamin) Dinkes Kota Cimahi, karena pemanis buatan yang melebihi ketentuan.

"Sebagaimana diatur dalam Permenkes Nomor 722 Tahun 1988, kandungan pemanis buatan pada panganan tidak boleh melebihi 3 gram per 1 kilogram," ujar Fitriani.

*Makanan terbuka*

Ia menambahkan, jajanan sekolah, terutama yang tidak memakai kemasan, rentan tercemari bakteri yang terkandung dalam udara kotor atau debu. Hal itu, menurutnya, bisa menyebabkan keracunan pada tubuh.

"Yang berbahaya lagi dampak bagi anak yang akan terakumulasi dalam jangka waktu tertentu seperti penyakit gagal ginjal, penurunan daya pikir dan penurunan kemampuan otak," katanya.

Karena itu, lanjutnya, kantin sekolah seharusnya sehat dengan menyajikan jajanan yang aman dari zat berbahaya. "Karena itu tujuan kegiatan ini agar para pengelola kantin tahu dan ikut mengawasi jajanan yang aman dan bergizi, sehingga tidak ada jajanan yang membahayakan kesehatan anak," tandasnya.

Dikatakannya, penganan jajanan sekolah memiliki peran penting dalam pengadaan gizi dan perkembangan anak. Karena itu, pengawasan intensif perlu terus dilakukan sehingga jajanan sekolah sehat dan bergizi bisa terjamin.

Fitriani berharap, peserta kegiatan dapat mengaplikasikannya dalam usaha warung sekolah masing-masing, terutama dalam menjaga dan mewaspadai panganan yang berbahaya.

No comments:

Post a Comment