Tuesday, 14 May 2013

Bertaruh nyawa hanya untuk pergi sekolah

Jembatan gantung yang
berdiri diatas Sungai Cisokan yang
kondisinya memprihatinkan membuat
ratusan siswa MTs. Muslimin, Kampung
Bojongkopo, Desa Sukabungah, Kecamatan
Campakamulya, Kabupaten Cianjur harus
bertaruh nyawa setiap berangkat dan pulang
sekolah.
Pasalnya, untuk sampai ke lokasi sekolahnya,
mereka terlebih dahulu harus melewati
jembatan gantung yang kondisinya kini
sudah mulai rusak. Padahal jembatan
tersebut merupakan satu-satunya akses
menuju sekolah yang berlokasi tepat di
pinggir Sungai Cisokan itu.
"Memang paling dekat ya harus melewati
jembatan ini. Sekolah kami kan ada dipinggir
sungai Cisokan. Kalau melewati belakang
sekolah harus memutar. Sedangkan
kebanyakan siswa di Mts Muslimin ke
sekolah dengan berjalan kaki. jadi, memilih
yang dekat saja meski melewati jembatan
gantung," ucap salah seorang siswa MTs.
Muslimin, Kiki Zakiah (15) kepada "PRLM",
Selasa (14/5/2013).
Kiki bersama teman-temannya mengaku
sering merasa khawatir jika melewati
jembatan gantung tersebut. Apalagi jika
musim hujan jembatan sepanjang sekitar 15
meter tersebut hanya terbuat dari bambu
akan licin jika terkena guyuran air hujan.
"Namun, sejauh ini belum pernah ada
kejadian sampai sungai meluap atau
kejadian yang mengakibatkan siswa
meninggal. Tapi, kami juga selalu menjaga
kewaspadaan ketika melewati jembatan
tersebut karena tidak boleh dilewati secara
bersamaan oleh 10 orang sekaligus,"
tuturnya.
Kiki pun berharap, jembatan tersebut segera
diperbaiki mengingat kondisinya yang sudah
mulai lapuk dimakan usia. Ia
mengkhawatirkan jika kondisi itu dibiarkan,
suatu saat nanti bisa memakan korban.
Kepala MTs Muslimin, Dedi mengaku
khawatir dengan keselamatan para siswanya
saat melintasi jembatan tersebut, terlebih
kondisi jembatan yang terbuat dari bilah
bambu itu kondisinya memang sudah lapuk.
"Ada beberapa bambu yang harus diganti
karena sudah lapuk. Untuk sementara baru
kita ikat dengan kawat dan ditambal dengan
bambu yang ada," tuturnya.
Pembangunan jembatan tersebut, kata Dedi,
awalnya atas inisiatif pihak sekolah
mengingat para siswa harus berjalan
memutar dengan jarak yang lumayan jauh
untuk sampai ke lokasi sekolah. "Jembatan
ini kita bangun secara swadaya, oleh
sekolah, para orangtua murid dan
masyarakat. Namanya swadaya yah
seadanya seperti ini," katanya.
Dedi menuturkan untuk mengantisipasi hal
yang tidak diinginkan, pihaknya mengimbau
para siswa dan juga warga yang
menggunakan jembatan itu untuk senantiasa
berhati-hati saat melintas apalagi seusai
turun hujan. "Kepada para siswa kita selalu
ingatkan agar saat melintasi jembatan tidak
bergerombol apalagi berlarian, namun
selalu berhati-hati dan berpegangan pada
tali karena licin kalau sehabis hujan,"
ujarnya.
Sementara itu, Sebanyak 55 jembatan
gantung yang kondisinya memprihatinkan di
Kabupaten Cianjur menjadi prioritas untuk
diperbaiki. Namun, Dinas Tata Ruang dan
Pemukiman (Distarkim) Kabupaten Cianjur
Tahun 2013 rencananya akan melakukan
perbaikan empatjembatan karena
keterbatasan dana.
"Jumlah 55 jembatan gantung tersebut,
kondisinya bervariatif ada yang rusak berat,
ambruk, dan ada juga yang rusak ringan.
Namun, seluruhnya layak menjadi prioritas
untuk diperbaiki," ucap Kadistarkim Cianjur,
Yoni Raleda.

No comments:

Post a Comment