Wednesday 11 September 2013

Pengusaha Tahu Mulai Beroprasi Setelah Demo 3 Hari

Aksi mogok berjualan yang dilakukan para pedagang tahu tempe, berakhir pada Rabu (11/9) kemarin. Kini mereka mulai mempersiapkan produksi untuk kembali menjual makanan kaya protein tersebut.

Seorang perajin tahu, Ade Tatang (53), warga RW 14 Kp. Sukaresmi, Kel. Citeureup, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, terlihat mulai mempersiapkan perlengkapan untuk kembali memproduksi tahu. 

Seorang pekerja merendam kacang kedelai tersebut, untuk kemudian digiling dan digodok. Setelah melalui proses yang cukup panjang, adonan tahu pun dicetak sesuai ukuran. Dari 20 kg bahan baku kacang kedelai, biasanya akan dihasilkan 1.200 potong tahu.

Di tengah kesibukannya, Ade berharap aksi mogok perajin dan penjual tahu tidak berlangsung lama. Karena aksi mogok tiga hari tersebut kenyataannya tidak berdampak apa-apa terhadap harga kedelai impor. Terbukti hingga saat ini pemerintah belum juga mampu menstabilkan harga kacang kedelai yang sudah menembus angka Rp 12.000/kg. "Kalau lama-lama mogok juga, siapa yang dengar. Buktinya tidak ada orang (pejabat) yang mampu menurunkan harga kedelai," ujarnya.

Ade mengaku, selama mogok produksi, dirinya hanya mengandalkan penghasilan dari warung kecil-kecilan milik istrinya. "Selama mogok, perajin juga tidak punya penghasilan. Seperti saya ketika mogok hanya mengandalkan makan dari hasil warung," ungkapnya.

Pernyataan senada disampaikan penjual tahu keliling, Hendra (32). Menurutnya, dengan mogok berjualan, ia tak punya penghasilan lain. Namun dirinya mendukung langkah mogok berjualan dengan harapan ada perhatian dari pemerintah. Khususnya dalam menjaga stabilitas harga.

"Rencananya, bila setelah mogok jualan kali ini tidak ada dampak apa pun, kami akan kembali mogok dengan waktu yang lebih lama. Mungkin lebih dari 3 hari," ujarnya.

Sementara itu, para pedagang makanan yang mengandalkan bahan baku tahu mengaku tidak diuntungkan dengan aksi mogok tersebut. Masalahnya, harga tahu tidak lagi bersahabat.

Seorang pedagang batagor, Mulyana (30) mengaku selama aksi mogok berlangsung, terpaksa menyimpan stok tahu putih dengan jumlah lebih banyak dari biasanya. "Stok tahu sudah hampir habis. Saya tadinya mau beli tahu di Pasar Antri, karena masih ada kios yang berjualan. Tapi harganya jauh lebih mahal, dari Rp 350 jadi Rp 650/potong," katanya.

No comments:

Post a Comment