Sebagai bentuk antisipasi
terjadinya tsunami di tiga wilayah kecamatan
di Cianjur Selatan, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Cianjur,
menyiapkan 60 relawan terlatih. Mereka
ditempatkan di tiga wilayah kecamatan yang
rawan tsunami.
Kepala BPBD Cianjur, Asep A. Suhara
melalui sekretarisnya, Ahmad Syamsudin
mengatakan, tiga kecamatan yang dinilai
rawan terkena tsunami, yakni Kecamatan
Argabinta, Sindangbarang, dan Cidaun. Perlu
kesiapsiagaan sebagai bentuk antisipasi di
tiga wilayah kecamatan tersebut.
"Kita sengaja merekrut relawan mitigasi
tsunami untuk ditempatkan di tiga lokasi di
Cianjur Selatan yang dinilai rawan terkena
dampak bencana tsunami. Karena, tiga
kecamatan tersebut memang berpotensi
terkena tsunami berdasarkan pemetaan yang
dilakukan BPBD Cianjur terhadap wilayah-
wilayah rawan bencana alam. Ketiga
kecamatan tersebut masuk zona merah
rawan tsunami," kata Ahmad, Minggu
(12/5).
Tiga kecamatan yang rawan akan dampak
tsunami itu berada tepat di pesisir perairan
Samudra Hindia. Dengan demikian tsunami
sangat mungkin terjadi jika terjadi gempa di
wilayah Samudra Hindia. "Perekrutan
relawan mitigasi tsunami ini merupakan
langkah awal sambil menunggu persiapan
awal sebelum bantuan dari pemerintah
pusat berupa alat deteksi dini tsunami
dipasang di beberapa titik di bibir pantai
sepanjang 75 kilometer di Cianjur Selatan,"
katanya.
Dikatakan Ahmad, bencana terutama gempa
yang merupakan pemicu terjadinya tsunami
tidak dapat diprediksi dengan alat secanggih
apa pun. Untuk itu persiapan antisipasi
harus sedini mungkin dilakukan agar tidak
sampai terjadi korban jiwa. "Memang tidak
murah untuk pengadaan alat deteksi dini
tsunami. Satu alat saja bisa mencapai Rp5
miliar. Kami sedang menunggu bantuan itu
dari pemerintah. Tapi langkah awal kami
melatih relawan untuk menjadi garda
terdepan penyelamatan masyarakat sebelum
terjadi tsunami," ujarnya.
Kemampuan
Para relawan yang telah direkrut tersebut
memiliki kemampuan dalam mitigasi
tsunami. Selain itu, nantinya, para relawan
tersebut mendapatkan pelatihan khusus
dengan tujuan agar para relawan siap
membantu dan menyelamatkan masyarakat
ketika bencana khususnya tsunami terjadi.
"Apabila suatu saat ada informasi gempa
dari BMKG yang dikomunikasikan melalui
ponsel maupun alat komunikasi lainnya,
para relawan ini dalam keadaan waspada
dan siap siaga," terangnya.
Setelah mendapatkan pembekalan, para
relawan tersebut akan langsung melakukan
sosialisasi kepada masyarakat khususnya di
daerah yang rawan atau berpotensi
terjadinya tsunami. Hal itu dilakukan agar
masyarakat segera melakukan evakuasi bila
tsunami benar-benar terjadi. Selain itu,
mereka juga akan memandu masyarakat
melakukan evakuasi dengan cepat dan tepat
ke tempat yang aman.
Monday, 13 May 2013
3 kecamatan rawan tsunami
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment